LIMA CIRI SUAMI YANG BAIK

SETIAP perempuan pasti punya kriteria lelaki idaman. Apakah pasangan Anda memiliki beberapa poin dari 15 ciri berikut? Jika iya, berarti dia calon suami yang baik.

1. Penuh Semangat
Dia bangun bersama terbitnya matahari, selalu bersemangat menyambut hari baru, bersenandung (meski kecil) saat mengendarai mobil menuju kantor? Lelaki yang penuh keriangan di pagi hari berarti siap menghadapi kesulitan hidup. Dengan rasa syukur dan semangat hidupnya yang tinggi, segala masalah yang muncul dalam pernikahan nanti pasti bisa diatasi.

2. Tak Pelit Bilang Cinta
Apakah dia selalu mengatakan dan menunjukkan rasa sayang pada Anda setiap hari meski lewat momen kecil? Menurut penelitian, menyatakan rasa sayang secara teratur merupakan hal terpenting yang mendatangkan kepuasan dalam sebuah perkawinan. Jika saat ini Anda memiliki kekasih seperti itu, Anda sudah mendapat pasangan yang baik.

3. Punya Selera Humor
Dia senang tertawa bersama Anda (tapi bukan menertawakan Anda). Dia tahu bahwa menertawakan orang lain itu tidak lucu. Dia juga tahu bagaimana memandang sisi terang dari sesuatu. Lelaki periang ini baik untuk Anda.

4. Take Care Him Self
Dia tak hanya peduli pada kerapian dan keserasian berpakaian. Namun, dia juga peduli pada kesehatan dengan menjaga makanan, meluangkan waktu berolahraga dan cukup tidur. Kalaupun minum alkohol dan merokok, dia tahu batas. Percaya atau tidak, dia akan berada di sisi Anda untuk waktu lama.

5. Bisa Bilang Maaf
Dia selalu minta maaf saat berbuat salah atau menyakiti perasaan Anda, berusaha tak mengulangi kesalahan, dan belajar dari kesalahan sehingga hubungan Anda dan dia berkembang baik. Dia juga mengerti bahwa dengan mengatakan ‘maaf’ tidak akan mengurangi kejantanannya. He’s a gentleman.

6. Bertanggung Jawab
Dia menikmati pekerjaan dan berusaha mengerjakan dengan baik. Dia siap menjalankan proyek baru, beserta tantangannya. Dia berbagi semangat kerja dengan Anda dan berusaha mengatasi kejenuhannya. Lelaki seperti ini tak hanya mencari nafkah lho. Dia senang bekerja dan bertanggung jawab.

7. Mau Bekerja Sama
Apakah dia peduli bahwa beban dalam sebuah hubungan harus dibagi adil? Dia juga mau menyingsingkan lengan baju tanpa diminta? Jika dia mau melakukan pekerjaan meski sangat sepele, pasti menyenangkan memiliki lelaki ini di sekitar kita.

8. Satu Visi
Anda ingin punya apartemen di tengah kota, city car, dan satu anak saja, dia setuju. Artinya dia juga ingin menjalani gaya hidup seperti Anda. Meski ini masalah kesepakatan, apa pun impian Anda, bagilah dengannya. Jika dia punya visi yang sama dengan Anda, lanjutkan ke jenjang berikutnya.

9. Romantis
Lelaki ini memang agak sulit dicari. Setidaknya jika dia ingat kapan ulang tahun Anda, senang mengajak Anda naik komedi putar dan berjalan di bawah cahaya bulan, memilih hadiah ulang tahun yang tepat, mengirim SMS berisi puisi indah (meski hanya forward), dan membuat Anda bahagia sebagai perempuan, dialah pangeran pujaan Anda.

10. Punya Etika
Dalam bersikap, dia tidak tergesa-gesa dan berusaha mempertimbangkan perasaan orang lain. Dia berusaha mematuhi hukum yang berlaku dan tidak mencurangi aturan main meski bermain sendiri. Tidak ada lelaki yang lebih baik dari lelaki etis ini.

11. Bisa Diandalkan
Dia berusaha menepati janji, datang ke pertemuan tepat waktu, memenuhi tanggung jawab dan kewajibannya dengan senang hati. Apa yang ia katakan sama dengan yang dimaksudkan. Persiapkan diri Anda menjalani kehidupan yang menyenangkan bersama lelaki ini.

12. Senang Bermain
Hidup pasti akan menyenangkan jika dilalui bersama lelaki yang tahu cara melewatkan waktu senggang. Dia tak hanya bisa mencari kegiatan selain nonton teve, tapi juga bisa hidup tanpa ponsel dan laptop saat liburan bersama Anda.

13. Calon Ayah Yang Baik
Apakah dia punya perhatian besar pada anak-anak? Mau membantu mengasuh anak? Dan menurutnya anak-anak lucu dan menakjubkan? Bahkan dia sudah berpikir menyiapkan tabungan untuk keperluan anaknya nanti? Untuk semua jawaban ya di atas, Anda boleh menikahi lelaki ini.

14. Menghargai Privasi
Punya kehidupan sendiri membuatnya merasa tidak perlu memiliki Anda setiap saat. Dia mengerti dan tak keberatan ketika Anda meminta waktu untuk bertemu teman-teman Anda. Dia juga mengerti untuk meninggalkan ruangan saat Anda bicara dengan sahabat atau ibu di telepon.

15. Pacar Perhatian
Memang tak ada panduan pasti untuk mengukur seberapa baik dan perhatian seseorang. Namun, jika Anda merasa dicinta, bersamanya Anda merasa luar biasa secara fisik dan emosional serta ada rasa damai saat di sisinya, berarti Anda sudah menemukan orang yang tepat.

Jika belum menemukannya, jangan menyerah. Dia pasti ada di suatu tempat di luar sana. Percaya deh!

Contoh Proposal Skripsi

HUBUNGAN  ANTARA  TINGKAT PARTISIPASI
DALAM AKTIVITAS ORGANISASI  KEMAHASISWAAN  DENGAN
SELF EFFICACY MAHASISWA SEMESTER IV-VI  
DI SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QURANIYAH  MANNA BENGKULU SELATAN

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat penyelesayan akhir Program Serjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah pada jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-quraniyah Manna


i.jpg

OLEH
AGUSLAN
Nim : 08.01.0641

Dosen Pembimbing
Drs. H. Abdullah Munir, M.Pd





JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH  (STIT) AL-QURANIYAH
MANNA BENGKULU SELATAN
2013
HUBUNGAN  ANTARA  TINGKAT PARTISIPASI DALAM AKTIVITAS ORGANISASI  KEMAHASISWAAN  DENGAN SELF  EFFICACY MAHASISWA SEMESTER IV-VI DI SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QURANIYAH MANNA BENGKULU SELATAN

Diajukan oleh : AGUSLAN
NPM : 08.01.0641

A.      Latar Belakang
Jika  kita  mendengar  nama  “aktivis  mahasiswa”  maka  akan terbayang  dalam  pikiran  kita  sekelompok  pemuda-pemudi  dengan  jas almamater  dan  setumpuk  pekerjaan  organisasi  yang  harus  mereka  selesaikan disamping  tugas-tugas  kuliah  mereka  yang  juga  menumpuk.  Aktivitas keorganisasian mereka yang padat tentunya banyak menyita waktu dan tenaga, namun  nilai  positif  pengalaman  berorganisasi  yang  mereka  dapatkan  juga sebanding  dengan  pengorbanan  mereka.  Para  aktivis mahasiswa dikenal juga sebagai sosok mahasiswa yang memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi, dimana mereka ditempa untuk  senantiasa yakin bahwa mereka mampu melakukan suatu perubahan besar (agent of change).
Keyakinan  diri  para  aktivis  ini  juga  dibuktikan  dengan  banyak sekali  nama-nama  mantan  aktivis  mahasiswa  yang  kemudian  sukses  dan menjadi tokoh nasional, seperti Boediman Soejatmiko, Akbar Tanjung, Yusuf Kalla, Andi Malarangeng, Muhaimin Iskandar, Fahri Hamzah, dan masih banyak lagi. Mereka  semua adalah  mantan  aktivis  sekaligus  mantan  pimpinan organisasi- organisasi  kemahasiswaan  baik  ekstra  maupun  intra kampus,  yang  semasa kuliah  mereka  menghabiskan  waktunya  dalam  berbagai  kegiatan  organisasi mahasiswa  disamping  aktivitas  akademis  mereka  yang  juga    tidak  kalah banyaknya.  Kemudian  jika  kita  kilas  balik  pergerakan  bangsa  Indonesia tentunya  kita  pasti  ingat  bahwa  awal  mula  kebangkitan  nasional  itu  diawali dengan  berkumpulnya  sekelompok  mahasiswa  yang  dengan  percaya  diri membentuk  sebuah  organisasi  terstruktur   yang  bernama  Budi  Utomo,  yang membuat mereka lebih berani dan percaya diri bergerak dan berkarya.
Dari  fenomena-fenomena  diatas  dapat  dilihat  bagaimana  sebuah pengalaman berpartisipasi aktif dalam organisasi kemahasiswaan  memberikan pengaruh besar bagi peningkatan self efficacy (kepercayaan diri seseorang untuk mampu  melakukan  sesuatu).  Sebagaimana  diungkapkan  Bandura  tahun1997, dalam  Alwisol  (2004),  efikasi  diri  dapat  diubah  sehingga  bisa  ditingkatkan melalui  salah  satu  kombinasi  empat  sumber,  yakni  pengalaman  menguasai sesuatu prestasi (performance accomplishment) , pengalaman vikarius (vicarius experience), persuasi  social (social  persuation) ,  dan  pembangkitan  emosi (emotional/phyisiological state).
Hubungan  antara  tingkat  partisipasi  aktif  dalam  organisasi kemahasiswaan  dan  peningkatan  kepercayaan  diri  juga  dikuatkan    oleh penelitian  Rahman  (1996),  yang  menyatakan  bahwa  prestasi  belajar  dan kepercayaan diri mahasiswa yang aktif dalam organisasi ekstra kampus sangat baik.  Kemudian  dalam  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Asmiana  (2003), diperoleh hasil bahwa mahasiswa  yang aktif dalam  organisasi memiliki motif berprestasi lebih baik dibanding yang tidak aktif dalam organisasi intra maupun ekstra kampus dan pengalaman  organisasi  terutama  pengalaman  keberhasilan  menyelesaikan suatu  permasalahan  yang  sulit,  dapat  meningkatkan  kepercayaan  diri,  motif  berprestasi,  dan  keluwesan  para  anggotanya  dalam  menghadapi  berbagai masalah.
Berpikir edialis dan selalu berusaha untuk membangun diri serta organisasi merupakan sebuah bentuk pembelajaran yang akan sangat bermanfaat oleh pelaku akat aktivis mahasisiwa itu. Tingkat keberhasilan yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau kuliah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilakukan selama periode tertentu yang dapat diukur dengan menggunakan tes. Prestasi Belajar Mahasiswa ditunjukkan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Berdasarkan pra survey yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa yang aktif di organisasi Ekstra maupun Intra kampus, mereka sangat berbeda dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi ekstar maupun intra, mahasisiwa yang aktif lebih mendominasi di bidang pergaulan, tata cara bahasa dan tinglah laku yang memang mereka mendapkanya di pengkaderan organisasi mereka.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-quraniyah Manna Bengkulu Selatan memiliki  banyak  sekali organisasi kemahasiwaan baik itu ekstra maupun intra kampus dengan berbagai macam  jenisnya Akan  tetapi, sampai  saat  ini  masih  jarang  sekali  ada  penelitian  yang  membahas  tentang hubungan  organisasi  kemahasiswaan  dengan  peningkatan self  efficacy mahasiswa, terutama di lingkungan STIT-Q Manna Bengkulu Selatan.
Dengan adanya Kenyataan ini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian khusus akan hal ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan  peneliti  fokuskan  pada Masalah ini yang nantinya akan dituangkan kedalam sebuah Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN  ANTARA  TINGKAT PARTISIPASI DALAM AKTIVITAS ORGANISASI  KEMAHASISWAAN  DENGAN SELF  EFFICACY MAHASISWA SEMESTER IV-VI DI SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QURANIYAH MANNA BENGKULU SELATAN”
B.       Rumusan Massalah
Pengalaman  merupakan  sarana  terbaik  dalam  proses pengembangan  mental  dan  kepercayaan  diri  seorang  individu,  sehingga banyak  pengalaman  akan  berdampak  positif  bagi  peningkat self efficacy sesorang. Kemudian,  organisasi  kemahasiswaan  memberikan  sarana bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dan pembelajaran mengenai banyak  tugas-tugas  baru.  Oleh  karena  itu,  seharusnya  pengalaman  seorang mahasiswa  dalam  aktivitasnya  di  organisasi  kemahasiswaan  memberikan kontribusi  positif  bagi  pengembangan self  efficacy mahasiswa  yang bersangkutan. 
Dari gambaran latar belakang di atas, penelitian ini perlu menjawab beberapa pertanyaan sebagai pertanyaan penelitian. Adapun pertanyaan penelitian yang yang dimaksud dapat di rincikan pada rumusan masalah berikut:
1.      Bagaimana  tingkat  partisipasi  mahasiswa  dalam  organisasi kemahasiswaan di UPI?
2.      Bagaimana self efficacy pada mahasiswa di UPI?
3.      Apakah  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara  tingkat  partisipasi mahasiswa  dalam  aktivitas  organisasi  kemahasiswaan  dengan self efficacy mahasiswa di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan ?
C.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi Beberapa tujuan, tujuan yang ingin di capai dari penelitian yang akan dicantumkan dalam sebuah skrifsi ini adalah:
1.    Mengetahui  bagaimana  tingkat  partisipasi  mahasiswa  dalam  aktivitas. organisasi kemahasiswaan di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan?
2.    Mengetahui bagaimana tingkat self efficacy pada mahasiswa di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan?
3.    Mengetahui  bagaimana  hubungan  antara  partisipasi  mahasiswa  dalam aktivitas  organisasi kemahasiswaan dengan self efficacy pada  mahasiswa di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan?
D.      Hepotesis Penelitian
Salah satu dari ciri penelitian berjenis penelitian kuantitatif adalah kebenaran hepotesis, yang merupakan dugaan hasil sementara sebelum penelitian dilakukan. Dugaan hasil berupa positif maupun negatif. Karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan data. Pada sebelumnya hepotesis hanya dugaan atau perkirraan yang belum di uji kebenaranya, hanya untuk membantu pendekatan permasalahan.
E.       Kegunaan Penelitian
Untuk membuat sutu penelitian yang fokus pada pokok permasalahan maka disini perlu dirumuskan apa yang kegunaan atau manfaat penelitian ini, adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1.      Mamfaat Teoritis : Memberi masukan dan memperkaya konsep keilmuan psikologi terutama mengenai teori self efficacy.
2.      Mamfaat Praktis   :
a.       Menjadi dasar bagi pihak kampus STIT-Q untuk semakin memfasilitasi organisasi kemahasiswaan di STIT-Q.
b.      Meningkatkan  antusiasme  mahasiswa untuk  aktif  dalam  berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan di STIT-Q.
F.       Kajian pustaka
1.      Pengertian Organisasi Kemahasiswaan.
Sekelompok mahasiswa yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang membentuk sebuah persatuan dengan manajemen yang mereka tentukan sendiri.
2.      Pengertian self efficacy.
self efficacy  Bahasa Ingris yang apabilah di artikan dalam bahasa Indonesia berarti Kemanjuran diri. Akan tetapi kemanjuran disini di dipinisikan sebagai bentuk kepercayaan diri seseorang. Dalam penelitian ini kepercayaan diri yang dimaksud adalah kepercayaan diri dalam ruang lingkup bergaul, memecahkan dan menghadapi sebuah masalah.
G.      Metode Penelitian
1.      Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah mengunakan metode pengumpulan data langsung dari lapangan dan studi kepustakaan. Dalam hal ini leteratur yang dijadikan sebagai sumber primer penelitian meliputi, populasi dan buku-buku kajian pendidikan baik yang mengacu pada leteratur pendidikan islam maupun pendidikan umum dan buku kajian-kajian umum lainya.
2.      Populasi dan sampel
a.      Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek dapat berupa mahluk hidup, benda-benda sytem, prosedur dan lain-lain. Secara sederhana, populasi dapat diartikan sebagai berikut:
a.       Keseluruhan subjek penelitian.
b.      Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang ditetapkan.
c.       Sejumlah subjek yang lengkap dan jelas
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau pristiwa sebagai sumber daya yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Subana, 2000:24)
Jadi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasisiwa semester IV-VI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan yang Aktif sebagai Aktivis kampus atau yang tergabung didalam organisasi intra maupun ekstra kampus.
b.      Sampel.
Sampel adalah bagian kecil dari populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara Fild Research yaitu pengumpulan data dari lapangan yang diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara langsung, dukumentasi dan pengisian angket. Untuk menentukan sampel ada beberapa teknik diantaranya adalah Statified random sampling, yaitu dengan mengambil sampel secara acak dengan persentase antara  7% sampai 10%. Dari populasi penelitian.
Untuk sampel penelitian ini peneliti akan mengambil seluruh populasi dengan kemungkinan yang tidak dapat hadir pada sa’at dilakukan berkisar 25%. Dengan demikian sampel pada penelitian ini adalah seluruh mahasisiwa STIT-Q yang tergabung dalam Organisasi intra dan ekstra kampus .
3.      Intrumen Penelitian.
a.       Alat pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa alat atau media untuk mengumpulkan data diantaranya:
1.      Observasi lapangan.
2.      Dukumentasi
3.      Angket
b.      Skoring,Koding (Untuk Butir Pengumpulan data)
Penentu sekor didalam alat pengumpulan data seperti observasi,angket dan dukumentasi dilakukan langsung di lapangan yaitu mahasiswa STIT-Q Semester IV-VI.
c.       Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis mengambil data dari cara memperolehnya yaitu data primer dan data skunder.
1.      Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asinya (tidak melalui media perantara). Data ini dapat berupa opini subjek secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapkan data primer yaitu : (1) metode Surve dan (2) metode observasi.
2.      Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat peneliti secara tidak langsung dari objek melaikan melalui media perantara (diperoleh dari pihak lain perantara). Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dukumenter) yang di Publikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukan indentifikasi kebutuhan terlebih dahulu, indentifikasi dapat dilakukan dengan cara membuat pertayaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apakah data sekunder di perlukan dalam penelitian ini atau tidak?
2.      Data sekunder apa yang kita perlukan?
Identifikasi data sekunder yang kita perlukan akan membantu mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya.
d.      Validitas dan Realibilitas (alat pengumpulan data)
Validitas akan menunjukan kebenaran pengumpulan data atau data yang dikumpulkan benar-benar ingin diperoleh peneliti. Validitas pengumpulan data study kepustakaan meliputi dua hal yaitu kepercayaan dan kepahaman.
4.      Teknik Pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Observasi
Observasi adalah teknik yang dilakukan dengan pengamatan data terjun langsung ke lapangan tempat penelitian.
b.      Dukumentasi.
c.       Angket
Angket atau  kuesioner adalah intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam teknik komunikasi tidak langsung dengan sumber data. Artiya responden secara tidak langsung menjawab daptar pertanyaan tertulis melalui media tertentu (Subana, 2000:30)
5.      Teknik analisa data
Analisa data merupakan suatu bentuk proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan, menyusun data berarti menggolongkankedalam pola, tema atau katagori, semua data diklasipikasikan menurut topic-topik yang dibahas.
H.      Rencana daftar isi
Halaman Judul
Nota pembimbing
Halaman pengesahan
Motto
Halaman persembahan
Kata pengantar
Abstraks
Daftar isi
Data lampiran
Bab I Pendahuluan
A.    Latar belakang
B.     Rumusan masalah
C.     Batasan masalah
D.    Tujuan penelitian
E.     Hepotesis penelitian
F.      Kegunaan penelitian
Bab II Kajian Pustaka
A.    Pengertian Aktifasi dalam Organisasi Kemahasiswaan
B.     Faktor-faktor
C.     Faktor Eksternal dan Internal
D.    Kepercayaan diri Mahasisiwa
E.     Upaya dan tujuan untuk meningkatkan Self Efficacy Mahasisiwa.
Bab III Metode Penelitian
A.    Rancangan Penelitian
B.     Populasi dan sampel
C.     Intrumen Penelitian
a.       Alat pengumpulan data
b.      Scoring/koding
c.       Jenis-jenis data
d.      Validitas dan reabilitas
D.    Teknik pengumpulan data
E.     Taknik analisa data
Bab IV Penelitian dan Persembahan
A.    Diskripsi Wilayah penelitian
B.     Hasil Penelitian
C.     Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan saran
A.    Kesimpulan
B.     Saran
Daftar pustaka
Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
I.         Intrumen yang akan digunakan
Dalam penelitian ini yang menjadi intrumen penelitian bukanlah alat ukur yang disusun atas dasar difinisi. Melainkan manusia penelitinya itu sendiri. Kapasitas jiwa raga dalam mengamati, bertanya, serta melacak dan mengabstaksikan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka peneliti merupakan intrumen satu-satunya dalam penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES, 1991.
Mulyana, Dedy. Metodolog Penelitian Kualitatif, Jakarta: Remaja Rosda karya, 2002.
Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta:Rajawali         Pers, 2009.
Partanto, A pius, dan Al-Barry M dahlan. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 2001.